Rabu, 12 Januari 2011

JEMBATAN LAYANG PIDIE JAYA SEBAGAI TANDA PROGRAM PIDIE JAYA LEBIH BRILIAN

Pembangunan Jembatan Layang yang menghabiskan dana Milyaran Rupiah sebagai bukti bahwa pemerintah Kabupaten Pidie Jaya lebih brilian dalam melaksanakan program-program pembangunan. Dengan alasan untuk menjaga keselamatan sawah-sawah produktif dari ancaman pembangunan pertokoan,Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya rela menghabiskan dana Milyaran rupiah untuk membangun jembatan layang sebagai penghubung kepusat perkantoran yang sedang dibangun.

Ada beberapa ide brilian lagi yang telah ditawarkan oleh pemerintah kabupaten Pidie Jaya.
seperti disaat kabupaten lain baru memikirkan keselamatan dan peningkatan PAD, Pidie Jaya justeru telah sanggup memikirkan keselamatan Satwa Langka Penyu dengan telah selesainya dibangun Pusat Konservasi Penyu di Meue Trienggadeng.Dan ini tidak ada didaerah lain di Aceh bahkan di Sumatera sekalipun.

Pembangunan pusat wisata Islami Kuthang juga menambah brilianismenya Pidie Jaya, bagaimana tidak disaat orang didaerah lain baru sanggup memikirkan pembangunan fasilitas MCK,Pidie Jaya telah berhasil membangun Pusat Wisata.

Dan masih banyak lagi program-program brilian yang telah ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.Kalau tidak percaya silakan langsung berkunjung ke Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh.

Hutan Mangrove Aceh Paska Tsunami bagaimana nasibnya....?

Setelah bencana tsunami meluluhlantakkan pesisir Aceh tahun 2004 silam ribuan ha ekosistem mangrove ikut menjadi rusak. Banyak pihak yang prihatin terhadap kondisi tersebut ada yang langsung mesresponnya dengan program cash for work dengan menanam kembali tanpa memperhatikan bagaimana pemeliharaannya. Ada pula pihak yang prihatin dengan mereboisasi kembali tanaman-tanaman mangrove diseluruh tambak-tambak rakyat. Namun keterlibatan masyarakat hanyalah pada saat penanaman saja tanpa ada kesadaran  terlebih dahulu akan betapa pentingya tanaman-tanaman mangrove terhadap kelangsungan ekosistem .
Fakta sekarang yang terjadi adalah dari ratusan ribu bahkan jutaan ribu bibit mangrove yang telah ditanam dengan luas areal ribuan ha dan melibatkan ribuan orang masyarakat yang menanam mangrove hanya tinggal 0,5 % yang masih tersisa.
Setelah para donatur pemberi bantuan tersebut pulang bagaimanakah respon dari pemerintah kita.....?
Kita tunggu saja kelanjutannya.

Fakhri

Senin, 13 Desember 2010

Pusat Konservasi Penyu Pidie Jaya sudah Rampung

Pusat Konservasi Penyu Pidie Jaya sudah selesai dibangun tahun ini.
Tinggal kita tunggu bagaimana manajemen pengelolaannya

Selasa, 07 Desember 2010

Konservasi Penyu Aceh akan menjadi program unggulan Aceh

Lsm Grahutani sebagai satu-satunya lembaga di Aceh yang eksist untuk menyelamatkan kelangsungan hidup penyu di Aceh pada tanggal 7 Des 2010 telah melakukan audiensi dengan DKP Aceh untuk sama-sama menjadikan konservasi penyu sebagai tanggung jawab bersama.
Sebagai mana telah diketahui sebelumnya, program konservasi ini telah lama dirintis sejak tahun 2008 di Pidie Jaya dan Pidie Jaya telah membangun pusat konservasi penyu di Pantai Meue Kec.Trienggadeng. Namun karena keterbatasan SDM dijajaran DKP Pidie Jaya dan tidak dilibatkannya lagi Lsm Grahutani tentang program konservasi penyu maka Pusat Konservasi ini untuk sementara menjadi vakum serta tidak digunakan sebagaimana mestinya. Kita mengharapkan semua elemen dari manapun agar program konservasi ini benar-benar mendapat perhatian semua pihak terutama dari para pengambil kebijakan dan harus dijalankan secara serius serta diserahkan pengelolaannya kepada lembaga-lembaga masyarakat yang memahami penyu.
Direncanakan dalam tahun 2011 depan ini kita akan segera menjadikan program konservasi ini sebagai salah satu program unggulan di Aceh. Dan diharapkan tingkat kepedulian kita tentang masa depan kelangsungan penyu di Aceh akan menjadi sebuah kesadaran hakiki.

Semoga Penyu Tetap Lestari...............................!

Kamis, 23 Juli 2009

STRUKTUR GRAHUTANI ACEH

Direktur : Azwar Aswah
Coordinator Program : Fakhri A.Muthalib
Administrasi and Finance : Muslem A.Jalil
Informasi dan Komunikasi :Armia Harun
Bidang-Bidang:
Bidang Kelautan
Bidang Kehutanan
Bidang Pertanian
Bidang Pendidikan
Bidang Konservasi Satwa
Bidang Avokasi Lingkungan
information center :
mobile:+6285260552022,+6285277711617
email:grahutaniaction@yahoo.com
website:www.grahutani.blogspot.com

KABUPATEN PIDIE JAYA SEDANG DIGAGAS MENJADI PUSAT KONSERVASI PENYU DI ACEH

Kabupaten Pidie Jaya yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Pidie menjadikan sektor perikanan/kelautan sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan Pidie Jaya.Hal ini dikarenakan dari delapan Kecamatan di Pidie Jaya hanya satu Kecamatan yang tidak memiliki garis Pantai yaitu Bandar Dua.Selebihnya sebanyak tujuh kecamatan lain semuanya mempunya garis pantai yaitu Bandar Baru,Panter Raja,Trienggadeng,Meureudu,Meurah Dua,Ulim dan Jangka Buya.
Kabupaten Pidie Jaya yang memiliki garis pantai sekitar 39,8 km direncanakan pada tahun 2010 ini akan memulai program konservasi penyu Aceh sekaligus menjadi pusat Konservasi Penyu Aceh.Dipilihnya kabupaten Pidie Jaya antara lain karena memang selama ini disemua garis pantai tersebut adalah daerah pendaratan penyu untuk bertelur terutama disepanjang pantai Kecamatan Bandar Baru,Panter Raja dan Trienggadeng sampai sekarang dapat disaksikan hampir tiap malamnya terjadi pendaratan penyu minimal 2 ekor setiap pantai kecamatan terseb ut.
Kepastian program ini sudah dipastikan oleh Dirjen Konservasi Deparetement Kelautan R.I melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Pidie Jaya kepada Lsm Grahutani sebagai penggagas dan pelaksana program Konservasi Penyu tersebut.
Grahutani sudah menjajaki lokasi-lokasi pantai sebagai kawasan khusus konservasi yang tidak boleh digunakan untuk kepentingan lain yang dapat mengganggu konservasi tersebut.Adapun lokasi itu adalah sepanjang pantai Kecamatan Pante Raja dan pantai Kecamatan Trienggadeng.
Dipilihnya lokasi ini oleh Grahutani adalah dengan pertimbangan kondisi objektif populasi pendaratan penyu yang masih establis.Selain itu lokasi ini juga dapat dikembangkan sebagai Kawasan Wisata Konservasi dan Observasi /RisetPenyu sehingga akan dijadikan Pusat wisata Wisata Konservasi/ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Grahutani mengharapkan kepada semua pihak hendaknya mendukung sepenuhnya rencana program Konservasi Penyu ini terutama pemerintah baik Departement Kelautan,Pemerintah Aceh,Pemkab Pidie Jaya ,masyarakat dan lain-lain.

GRAHUTANI BERENCANA IKUT AMBIL BAGIAN DALAM PKA ACEH 2009

Grahutani sebagai lembaga yang peduli dengan keselamatan lingkungan direncanakan akan ikut ambil bagian dalam aalam mecara Pekan Kebudayaan Aceh 1-10 Agustus 2009 di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh.
Dalam event ini Grahutani akan mempublikasikan kebudayaan Aceh khususnya Kab.Pidie Jaya dalam konteks lingkungan.
Bentuk publikasi itu berupa pameran foto-foto tentang budaya masyarakat dalam menjaga ekosistem mangrove,foto tentang budaya masyarakat pesisir yang mengkonsumsi telur penyu dan budaya masyarakat dalam menjaga hutan dan laut sebagai bagian dari kehidupannya.
Kepastian Grahutani ikut serta dalam ajang PKA ini sudah dipastkan oleh Direktur Grahutani Azwar Aswah yang di temui tim Grahutani Blogg di acara Training Manajement Parlementaria tadi pagi dihotel The Pade Banda Aceh.
Dikatakan bahwa dukungan tehadap rencana Grahutani ini sudah diberikan oleh WWF Aceh dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya serta Pemkab Pidie Jaya.